Rabu, 17 Juli 2024

Lanjut S2? hajar aja

Mencoba menulis lagi setelah sekian lama merasa tidak perlu mencurahkan banyak hal dalam bentuk tulisan, karena tersaingi oleh Instagram yang menampilkan visual gambar yang menarik dengan sedikit caption yang menggelitik, ditambah hinggar bingar Tiktok dengan visual video yang begitu menggoda.

Biasanya kalo nulis itu perlu mood untuk bisa menjadi booster otak dalam mencerna pikiran lalu berlanjut mengalir menjadi sebuah tulisan yang semoga menghibur bagi pembacanya. Bukan aku sedang senggang, tapi sepertinya otak ini butuh pengalihan untuk sejenak melupakan permasalahan hidup.

Aku dedikasikan tulisan ini untuk anaku "Aluna"

Tarik kebelakang, 2 tahun yang lalu di Yogjakarta, 20 Juli 2022. Setelah tertidur pulas dari proses sarjana S1 selama 12 tahun, akhirnya aku bisa memberikan pencapaian baru dalam hidupku. Tahun itu merupakan tahun yang sangat aku impikan selama ini. Aku menjadi sarjana untuk kedua kalinya, karena lulus S2 MBA Universitas Gadjah Mada dengan predikat Cumlaude.




Sebelum ak menceritakan tentang perjuanganku kuliah, apa kalian tidak penasaran, kenapa aku memilih UGM? bukankah ada UI atau kampus lainnya? Sedikit ak jelaskan, kenapa ak tertarik di UGM, awalnya aku dipertemukan dengan seseorang bernama mas Teguh, saat ak hamil dulu, beberapa kali jika almarhum suamiku tidak bisa jemput, aku sering naek ojek online, karena suamiku khawatir kalau aku naik motor dalam keadaan hamil, jadi aku dulu naik ojek hanya boleh dengan pilihan program yang namanya "Grab Hitch" jadi konsep nebeng yang biasanya orang tersebut adalah karyawan perkantoran yang cari temen pulang karena searah. Ada hal yang membuat aku senang nebeng dengan beliau adalah karena motornya N-Max dan cocok buat bumil sepertiku 😁, kami sering bertukar cerita selama diperjalanan, dalam suatu waktu sempat beberapa kali tidak ada mas teguh di aplikasi Grab Hitch, ternyata setelah bertemu lagi, beliau bercerita cuti beberapa hari karena sedang wisuda S2 di UGM, dari cerita itulah aku tertarik dan memutuskan untuk suatu hari nanti, aku akan melanjutkan S2 di UGM. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, pertemuan dengan orang lain, bisa menjadi petunjuk dari Allah untuk keputusan hidup kita ke depannya.

Selain itu, UGM juga merupakan Universitas pertama di Indonesia yang punya akreditasi AACSB dari lembaga akreditasi sekolah bisnis dunia. Dari referensi yang aku baca, Universitas ke-2 itu BINUS, ke-3 ITB dan ke-4 UI yang baru meraih di bulan November 2022. Tidak semua Universitas bisa meraih akreditasi internasional itu, gelar akademiknya juga diakui secara internasional, ya kali aja nanti aku dapat kesempatan kerja di Japan, bisa kubawa ijazahku kesana 😁. Alasan lainnya karena UGM identik dengan Jogja dan ak suka sekali Jogja, tidak pernah bosan dengan kota ini, ingin menua disana, terasa membumi sebagai kota idaman untuk tinggal.



Memutuskan untuk kuliah lagi adalah cita-citaku yang akhirnya bisa aku raih setelah sekian lama mendem tanpa usaha. Di awal tahun 2020 bulan Februari, ak memutuskan untuk segera melanjutkan kuliah S2 sebagai bekal untuk kehidupanku kedepannya, bagaimana tidak? ak single mom yang harus berdiri di kaki sendiri agar bisa bertahan dengan kerasnya lika-liku duniawi. Sebagai salah satu ikhtiar yang bisa ak lakukan untuk memberikan validasi bahwa ak mampu bersaing dan bertahan dengan kemampuan lebih. S2 menjadi salah satu cara untuku tetap bisa eksis untuk mencari pengetahuan dan mengikuti dunia pendidikan.

Memutuskan kuliah di UGM bukanlah hal yang mudah, selain tes masuknya sulit, biayanya juga mahal. Aku jadi teringat waktu tes wawancara yang kebetulan dilakukan oleh Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, beliau juga Direktur MBA UGM Kampus Jakarta. Beliau tidak menanyakan hal-hal yang bikin ak pusing, hanya menanyakan salah satunya adalah “Mba Rena, kamu mau kuliah di UGM, karena susah atau karena gampang?” dengan jelas aku sampaikan “karena susah prof” dan prof Ted langsung mengiyakan jawabanku “Bagus, karena di UGM tidak boleh kamu hanya mencari gelar, tapi kamu harus siap, ekstra konsisten dan disiplin, kamu harus bersusah payah untuk mencari ilmunya, susah karena lulusan UGM kualitasnya pasti juga akan berbeda”.

Sebetulnya ada alasan lain, kenapa aku menjawab susah, ya gimana tidak susah, dulu saat masuk tes pertama, aku sempet tidak lulus, tahu tidak kenapa? Karena saat tes pertama, aku menggampangkan, tanpa persiapan, dan langsung hajar ikut tes dan ternyata hasilnya ZONK, setelah tes kepalaku pusing, mual dan muntah 😭 sepertinya tubuh ini tidak kuat menahan soal-soal yang diberikan, asam lambung naik seketika.

Setelah gagal tes pertama, aku bertekad untuk tidak boleh gagal di tes selanjutnya, karena jika tidak lolos, aku merasa, apa iya sebodoh itukah aku? Rasanya tidak..hahahha…πŸ˜…Mulai mempersiapkan dengan membeli buku-buku bank soal di Gramedia, mulai belajar lagi mengingat konsep tes IELTS di Youtube, dan usaha lainnya, dan memang betul tidak ada usaha yang menghianati hasil dan tes kedua aku dinyatakan lolos. Bolehkah berbangga? oh tentu boleh, tapi bukankah itu hanya permulaan dari sebuah perang yang sesungguhnya?

Belajar di MBA UGM, kami mahasiswa harus mengikuti kelas Martikulasi selama 6 bulan dan diwajibkan untuk mahasiswa yang tidak berlatar belakang ekonomi, karena aku basic S1 komunikasi, jadi ya harus ikut. Mahasiswa yang punya latar belakang ekonomi, bisa tidak ikut kelas Martikulasi, jika yang bersangkutan lulus tes martikulasi, jika tidak lulus, ya harus tetep mengikuti kelas tersebut.

Seinget ku, dalam kelas martikulasi ada 4 mata kuliah yang diwajibkan untuk lulus, semua tentang ekonomi (Accounting Finance, Business Management, Managerial Economic dan Statistic). Bagi aku yang bukan basic lulusan ekonomi, perlu banyak berjuang lebih keras untuk mengerti mata kuliah ini, rasanya seperti dihajar ilmu-ilmu baru yang bikin menambah beban hidup πŸ˜‘tapi aku sangat menikmati proses ini, karena pada dasarnya ak orang yang senang mempelajari hal-hal baru. 6 bulan menjalani proses martikulasi, akhirnya aku dinyatakan lulus dan layak untuk masuk semester 1. Selama tidak lulus martikulasi, maka belum dianggap sebagai mahasiswa UGM, dan belum bisa masuk kuliah semester 1.

Semester 1 sampai dengan semester 4 aku jalani dengan naik turun, saat awal masuk kuliah yang ada dibenaku adalah aku harus lulus tepat waktu dan tidak boleh drama, karena jujur biaya kuliah yang menjadi motivasiku, aku tidak mau mengeluarkan uang lebih hanya untuk menambah semester. Aku berusaha keras menyeimbangkan antara urusan pekerjaan, urusan anak, dan juga urusan kuliah.  Setelah aku jalani, ternyata memang benar sulit kuliah di UGM, tapi aku betul-betul termotivasi untuk bisa layak mendapatkan semua ilmu dan layak nantinya sebagai lulusan UGM yang baik, yang tidak hanya mementingkan gelar, tapi juga menghasilkan karya.



Di tengah gonjang ganjing Covid 19, aku tetap tegar untuk menyelesaikan kuliahku, bahkan kelas yang tadinya offline menjadi kelas online, dan aku pikir dengan kuliah online akan memudahkan, tapi nyatanya tidak juga, dosen malah lebih fokus mengajar dan kami mahasiswa semakin bertambah tugas..hahaha..πŸ˜’ Hal yang ak senang ketika kuliah di UGM adalah professional, dosen staff semuanya professional. Dosenku tidak pernah ada yang telat atau hanya datang sebentar lalu memberikan soal dan pergi, tidak ada konsep seperti itu selama aku kuliah. Semua dosen datang dan selesai ontime. Semua tugas dan mata kuliah benar-benar disajikan dengan baik, interaksi sesama mahasiswa sangat interaktif, kami semua terpacu untuk mendapatkan hasil yang baik dalam setiap mata kuliah. Kebersamaan antar mahasiswa juga sangat akrab, mungkin karena disatukan dengan keinginan yang sama, yaitu lulus dan bahagia bersama.

Ada kesulitan berbeda ketika menjalankan kuliah S1 dengan S2, menurutku bukan karena lebih susah materinya, tapi lebih kepada kondisinya. Dulu waktu S1 aku tidak punya beban lain selain belajar dan main, ya kadang pergaulan anak muda pada jamannya yang membuat kewalahan untuk lulus tepat waktu, tapi saat S2, tanggung jawab semakin banyak, semakin banyak yang harus diberi perhatian, tidak hanya tentang belajar dan lulus saja. Aku masih teringat, di setiap hari jumat malam jam 19.00, dengan keadaan lelah bekerja seharian dan harus tetap berangkat kuliah, dengan sisa tenaga ak berusaha semaksimal mungkin untuk menyerap materi dari dosen hingga pukul 22.00 dan ak bergegas pulang sampai rumah jam 23.00 dan baru bisa tidur jam 24.00, lalu besok paginya hari sabtu jam 08.00 aku harus tiba di kampus untuk melanjutkan kuliah berikutnya hingga pukul 18.00. Selama aku kuliah, ak sudah lupa apa itu weekend? karena waktuku habis untuk kuliah dan istirahat hanya bisa di hari Minggu. Lelah? yaiyalah. 

Bahkan aku pernah ujian UAS saat pertama kali Covid 19 melanda, sehingga tiba-tiba fakultas harus merubah sistem offline menjadi online, saat itu sistem online masih belum memiliki konsep yang paling cocok, tapi kami sedang memasuki UAS martikulasi dengan 2 mata kuliah, kami diminta mengerjakan di rumah dan soal baru dibagikan pukul 19.00 (jadwal kuliah), meskipun open book, tapi kami hanya diberikan waktu hingga pukul 08.00. Dengan soal yang begitu menjelimet dan harus menggabungkan teori dan pemikiran sendiri, hal hasil aku mengerjakan sampai jam 03.00, rasanya luar bisa capek banget, tapi kenapa aku tidak pernah menyerah? karena aku tau apa yang ingin aku raih kedepannya dan bukankah hal indah itu butuh waktu untuk datang.



Tidak hanya tentang begadang, tapi juga mencuri-curi waktu mengejakan tugas saat berkerja, tapi tidak ingin juga pekerjaan terbengkalai, artinya gimana caranya menyeimbangkan waktu. Dulu awal pertama kuliah, ak sempet mual dan pusing, karena harus berhadapan dengan jurnal dan buku yang semuanya bahasa Inggris, bukan tidak mengerti, tapi lebih karena belum terbiasa, setelah terbiasa bahkan buatku membaca buku dan jurnal bahasa Inggris menjadi hal yang mudah, jadi ingat kan, ungkapan "bisa karena terbiasa" ya itulah yang akhirnya menjadi pendamping keseharianku. Diskusi secara langsung atau melalui zoom untuk berdiskusi tugas kelompok juga hal yang sangat lumrah dilakukan, tapi semua itu aku jalanin dengan senantiasa bersyukur, karena jika mengeluh juga tidak akan memberikan hasil baik, tapi malah akan menambah beban hidup.  Lelah, drama, stres dan kesulitan lainnya adalah harga yang harus dibayar untuk meraih cita-citaku dan dari awal aku siap dengan konsekuensi itu. Pernah dengar kah kutipan ini "pelaut yang hebat tidak dihasilkan dari laut yang tenang".

Bukan tentang siapa yang paling pintar, siapa yang paling unggul, tapi menyelesaikan S2 saat sedang bekerja, itu adalah tentang siapa yang paling mau berusaha dan konsisten. Tidak sampai 2 tahun ak sudah lulus dari kuliah, mengawali semester 1 di bulan September 2020 dan dinyatakan lulus sidang tesis 16 Juni 2022 dengan predikat cumlaude IPK ku 3.76. Apakah ini keberuntungan? Oh tidak juga, beruntung itu jika tidak ada usahanya, tapi ak yakin buah hasil usaha yang luar biasa dan semaksimal yang aku mampu. Cukup singkat bukan kuliah ku? Tidak juga, hanya lebih cepat sedikit dari angkatanku, saat lulus hanya ada 10 orang dari kelasku, dan aku salah satu yang tercepat. Kenapa bisa begitu?karena ak sangat mempercepat penyelesaian tesisku dengan segala drama kumbaranya, intinya saat itu dosen tesis workshopku mengatakan “ingat ya rekan-rekan, silakan kalian bereksperimen dengan tesis kalian masing-masing, tapi ingatlah tesis yang baik, adalah tesis yang selesai” jadi sebagus apapun penelitiannya, kalo tidak selesai akan percuma.

Aku sangat mendambakan wisuda secara langsung, saat aku lulus adalah peralihan dari wisuda online ke offline, saat itu rasanya ak deg-degan sekali, karena takut menerima kenyataan bahwa wisuda akan dilakukan online, tapi alhamdullilah wisudaku menjadi wisuda pertama yang dilakukan secara langsung setelah Covid 19. Rasanya lega sekali, haru biru karena aku sesenang itu. Bagaimana tidak? Karena saat sebelum acara wisuda S1, aku mengalami kecelakaan motor dan kakiku tidak bisa berjalan sempurna, kupaksakan hadir diacara wisuda S1, tapi ak kelelahan dan aku hanya punya foto sedikit bersama teman-temanku, hari itu wisuda S1 ku tidak sebahagia yang seharusnya, dulu ak pernah bertekat akan kubalas kesedihanku dan kugantikan dengan kebahagian saat aku wisuda S2. Alhamdullilah terbalas dengan bahagia yang luar biasa, hingga ku sewa fotografer untuk mendokumentasikan hari itu.


2010 Wisuda S1 with my lovely husband.
wisuda bareng almarhum ayahnya Aluna


2022, wisuda S2 with my lovely daughter.
next Bunda yang temenin Aluna wisuda di UGM 

H-1 malam hari sebelum wisuda, fakultas mengadakan malam pelepasan calon wisudawan dengan mengundang keluarga, saat itu aku diampingi kedua orang tuaku, anaku dan tanteku. Di dalam Rangkaian acara tersebut, mahasiswa yang mendapat predikat cumlaude diberikan penghargaan dan tampil di atas panggung, betapa bangganya aku saat itu menjadi salah satunya dan saat namaku dipanggil, anaku berteriak dari bawah “Bundaaa..sambil tepuk tangan” rasanya tidak ada yang lebih membahagiakan ketika medapat apresiasi dari anak ku sendiri. 

Aku bangga dengan diriku, pencapaian baru sudah aku torehkan untuk membuktikan kepada diriku sendiri, bahwa ak bisa dan mampu dengan usahaku. Aku ingin menunjukan kepada anaku bahwa hidup itu berjuang, hidup itu tidak mudah, tapi Allah akan selalu bantu disetiap langkah kita jika kita mau memulai mencoba untuk memperbaiki diri dan berusaha tanpa menyerah sampai akhir. 




Terimakasih ku ucapkan kepada Allah SWT, kedua orang tuaku, kakakku dan keluarga sebagai support system yang luar biasa, mana mungkin ak bisa mengurus semuanya dalam satu waktu, terbantu dengan urusan rumah dan anak, membuat ak bisa lebih berfokus dengan kuliah dan bekerja. Begitu besar jasa mereka untukku. Tidak lupa untuk almarhum suamiku, this achievement not only for me but also for you, you have to be proud of me, you used to be the person who supported me the most to move forward, you always know what I want, even when you've passed away, you still help me, this's proof that you're indeed a very good person. I wish the knowledge I gain will be a good deed that continues to flow for you.


Selamat berproses sampai akhir anaku. You don’t need looking for other role models, just look at me. Your mom πŸ’–.





Selasa, 18 Oktober 2022

Cerita Umroh Rena

Niat cerita ini bukan untuk menjadi merasa paling baik, paling bener, riya ataupun sombong (naudzubillah min dzalik), hanya sedikit menceritakan pengalaman hidup yang harapannya bisa meng-encourage temen-temen untuk bisa mengambil sisi positif dari apa yang gw alami dan bisa menginspirasi temen-temen untuk beribadah umroh. Masyaallah tabarakallah. Aamiin YRA, InshaAllah.

Allah tidak MEMANGGIL orang-orang yang MAMPU tapi Allah MEMAMPUKAN orang-orang yang TERPANGGIL untuk berkunjung ke Baitullah (ka’bah). Banyak orang yang mampu tetapi tidak sempat. Ada yang sempat tetapi ia tidak mampu. Ada lagi yang sempat dan mampu tetapi tidak sehat. Ada yang mampu, sempat dan sehat tetapi hatinya tidak tergerak. Jadi mungkin maksudnya haji dan umrah memang panggilan Allah. Tapi kalau kita tidak merencanakan dan menyambut panggilan tersebut, tentu kita tidak akan bisa memenuhinya.

Mungkin sebagian dari kalian pernah bercita-cita untuk melaksanakan Umroh? gw yakin sedikit banyak teman-teman Muslim pasti ingin menjalankan Umroh. Gw menjalankan ibadah umroh yang pertama kali dalam hidup gw, sejujurnya umroh ini tidak pernah terpikir akan gw laksanakan pada tanggal 5 Oktober 2022, bahkan gw sama sekali tidak merencanakan apapun untuk melakukan ibadah Umroh. Umroh bukan bucketlist gw  untuk  dilaksanakan dalam waktu dekat ini, gw dulu selalu berfikir ibadah ke tanah suci itu untuk orang-orang yang udah tua aja, bahkan gw berfikir nanti-nanti ajalah kalo gw udah tua, padahal umur bertahan di dunia gak tau sampai kapan, bahkan beberapa bulan sebelumnya, ada salah satu temen gw yang ngajakin untuk umroh di tahun 2023, tapi dengan santai gw jawab "Enggak dulu ya, lu aja duluan" πŸ˜‚ tapi siapa sangka, malah gw duluan yang umroh. Ternyata ibadah umroh itu fisik banget, jadi semakin fisik kita kuat, semakin bagus untuk berangkat umroh.

Semua ini berawal karena something sh*t happen to me yang bikin gw down se down-down-nya, bahkan kalo secara logika, harusnya gw gak sampe down gitu sih, harusnya gw bisa lebih siap ngadepinnya, karena sebetulnya gw udah memprediksi itu terjadi, tapi ternyata saat itu gw kaya gak kenal sama diri sendiri, kaya kehilangan diri sendiri, nangis, sedih, gak nafsu makan, sebulan itu adalah hari-hari terberat gw, gak ada hari tanpa gak nangis dan saat itu entah gimana, terbesit aja dipikiran gw, kalo gw pengen umroh, tiba-tiba aja gitu dan akhirnya gw ijin ke nyokap buat umroh dan nyokap ngijinin, alhamdullilahnya lagi, nyokap tiba-tiba juga pengen ikut, mungkin takut anaknya oleng disana hahah...😩padahal Inshaa Allah tahun depan kalo Allah kasih kesempatan, nyokap bakalan Haji juga. Alhamdullilah jadi gak sendirian. Mungkin ini cara Allah manggil gw buat jalanin ibadah umroh ya, karena kalo dipikir-pikir jika saja sesuatu itu tidak terjadi, mungkin sampai dengan hari ini, gw gak berangkat Umroh ya.. 😊

Makasih Mah, selalu ada dan mengerti anaknya yang suka eror ini πŸ˜‚ I love u mah πŸ’•


Dulu 4 Tahun yang lalu pernah terbesit untuk umroh, cuma pengen-pengen aja, masih maju mundur, masih mikir perlu banget gak sih gw umroh dan banyak banget ketakutan, masih sayang sama duit sendiri, padahal kalo dipikir-pikir duit gw dulu lebih banyak dari sekarang hahah..πŸ˜‚ tapi dulu gw selalu denial, takut jalan sendiri, takut disana bakal gimana-mana, terlalu banyak mikirin ini itu, sampai akhirnya diingetin lagi sama Allah dengan sesuatu kejadian, ibaratnya diingetin sama Allah "udah ya Ren main-mainnya, inget dosa udah banyak"πŸ˜”, jadi gw beruntung Allah gak ninggalin gw, kejadian itu inshaa Allah jadi pengingat gw untuk jadi orang yang lebih baik. Saat memutuskan untuk umroh, bahkan gw gak peduli sisa tabungan berapa, gw gak peduli disana sama siapa (sebelum nyokap akhirnya mutusin buat ikut), gw gak peduli mau ngapain disana, gw cuma pengen umroh, ibadah, berdoa, minta ampun, nenangin diri dan mendekati diri sama Allah, gw bahkan gak tertarik jalan-jalan ke negara lain, misal ke Turki atau Dubai, tapi memang ada bonus city tour dari travel ke kota tempat bersejarah seperti kota Taif yang 2,5 jam dari Mekkah dan ke tempat-tempat bersejarah sekitaran Mekkah & Madinah lainnya, nanti akan gw ceritakan terpisah aja, tapi intinya saat pergi itu pokoknya gw cuma mau umroh & ibadah, udah itu aja konsepnya.

Persiapan umroh yang cuma 1 bulan, mulai dari ngurus perpanjangan paspor, nyari travel, manasik dan persiapan keperluan umroh. Jujurly, gw sama sekali gak paham umroh itu ngapain aja, apa aja yang perlu disiapin, jadi awalnya itu gw males banget cari travel, banding-bandingin 1 dengan lainnya, direkomendasiin 1 travel sama Febi dan gw langsung oke ajalah, tapi ternyata gw salah liat harga, mereka menggunakan USD dan saat itu USD lagi tinggi banget, jadi terlalu riskan digunakan untuk pembayaran dan akhirnya gw batalin dan mulai cari-cari liat IG dan ketemulah dengan Jannah Travel, ternyata travel punya Sungkar Family dan alhamdullilahnya di travel pertama itu tadinya tanggal 19 September 2022 keberangkatannya dan beruntungnya gw gak jadi pakai travel itu, karena tanggal tersebut, gw lagi haid, kayanya Allah emank baik banget sama gw, sampai hal yang sekecil itupun diperhatikan buat gw dan di Jannah travel saat itu masih ada 4 slot kosong untuk tanggal 5 Oktober 2022 landing Mekkah pula, karena jarang banget travel yang landing Mekkah, gw sih lebih prefer landing Mekkah karena selesaikan ibadah Umroh dulu baru ke Madinah, jadi semangat dan stamina masih fit banget gitu.

-+14 hari setelah daftar Umroh, gw masih belum persiapin apa-apa, lalu temen kerja si Febi ingetin gw buat persiapin perintilan untuk disana,mulai dari kaos kaki sama baju yang dipakai buat disana, saat itu juga gw baru keinget belum siapin apa-apa, akhirnya gw mikir, ya gw gak bisalah bodoh-bodoh amat pengen umroh tanpa persiapan, akhirnya gw mulai nonton youtube serba serbi umroh, gw catetin semua hal yang penting di notes HP, gw beli keperluan umroh semuanya online by Shopee, karena emank mau nyari yang sederhana-sederhana aja dan alhamdullilahnya semua yang gw beli online, tidak ada yang mengecewakan, semuanya bagusss... Alhamdullilaahh 😍.

Selama menunggu Hari H, gw cuma minta dikuatin aja sama Allah, tolong ridhoi niat baik gw buat Umroh, supaya disana gw selamet, dijauhkan dari mara bahaya dan kejahatan orang lain, dan kasih gw kesehatan, keselamatan hingga gw balik lagi ke rumah, itu aja doa yang gw minta, karena gw cuma pengen lancar ibadah disana, gw bahkan gak kebayang gw bakal gimana disana, gw cuma positif thingking aja, gw adalah tamu dan selayaknya sebagai tamu, gw ijin sama yang punya rumah karena gw mau datang dan gw juga harus jaga sikap, sopan sama pemilik rumahnya, sesederhana itu otak gw mencerna perjalanan ini.

Hari H gw deg-degan parah sih, tapi excited banget, saking excitednya, perjalanan -+10 jam  gak bisa tidur πŸ˜„ beda banget saat balik ke Indonesia, perjalanan -+10jam gw teler full. wkwkw..πŸ˜† saat berangkat yang gw inget pesawat mau take off gw nangis, gw ngerasa kaya, "eh ini bener ya gw mau Umroh?" kaya gak percaya gitu, looks like a dream.  Seperti yang gw sampaikan sebelumnya, karena gw memilih untuk melaksanakan umroh terlebih dahulu di Mekkah, jadi niat Umroh (Miqot) di atas pesawat saat berada di area Yalamlam mungkin sekitar 15mnt lagi mendarat di Jeddah. Untuk diketahui rukun umroh itu ada Niat Umroh (Miqot), Thowaf, Sa'i, Tahalul dan Tertib. Kalo kita udah Miqot berarti sudah harus menggunakan baju Ihrom dan selama berihrom sudah ada beberapa larangan yang tidak boleh dilanggar intinya gitu.

 

Gak bisa tidur, foto-foto ajalah yaa.. πŸ˜‚

 

Setelah dari Yalamlam, ustad pendamping langsung ngajakin ngucap niat dan tabliya terus-menerus di dalam pesawat "Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika lak" MasyaAllah disitu gw nangis terus tiap ngucap itu, sampai landing gak abis-abisnya gw nangis dan bersyukur, nangis brebes mili, kaya apa ya perasaan gw tuh campur aduk banget, seneng banget, sedih juga, terus excited, bingung juga, bersyukur bangetlah pokoknya, gw cuma berdoa temen-temen yang baca ini suatu saat bisa ngerasain apa yang gw rasain, karena gw gak bisa menjelaskan dengan kata-kata secara tepat apa yang gw rasain saat itu.

Gw jadi inget banget waktu manasik, ust. Asep Supriatna kasih materi tentang 5 sikap nikmat ibadah : 1. SIAP artinya kita harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi saat sedang melakukan umroh, 2. SABAR ketika kita sudah siap dengan kemungkinan yang terjadi, jika aja kemungkinan itu sesuatu yang menurut kita masalah yang menyulitkan, maka kita harus sabar dalam menjalani dan menyikapi segala hal. 3. BUAT ketika kesulitan itu bener-bener terjadi, maka kita harus buat itu menjadi simple dan jangan mendramatisir masalah, santai aja, anggap itu ujian, sambil cari jalan keluarnya 4. KEMBALI dan ketika ujian itu dateng, maka kembalikan ke diri sendiri untuk instrospeksi dan evaluasi apa yang salah dan kurang dari diri kita. 5. DOA, karena itu adalah yang terpenting, bahwa kita harus selalu minta pertolongan Allah dalam setiap langkah. 

Setelah gw landing di Jeddah, artinya gw udah harus siap dengan 5 hal tadi dan setelah landing masuk kebagian imigrasi, disana antrinya masyaAllah panjang bangettt dan entah kenapa menurut gw lelet banget, tapi apa yang terjadi? masyaAllah, gw dikasih kemudahan, tiba-tiba 1 line kosong dibuka dan gw dapet antrian di depan jadi gw gak pake antri panjang banget, terus setelah cek imigrasi, pintu keluar dari bandara juga padet banget dan masyaAllah tiba-tiba dibuka lagi pintu baru, jadi gw gak ngantri lagi disana 😊Thanks GOD for this convenience. Alhamdullilah.

Pelataran Masjidil Haram dan Tower Zam-zam, harus banget bawa kacamata, karena saat disana panas banget 49 derajat dan silau.


Saat baru landing di Jeddah, ada kejadinya yang bener-bener diluar pikiran gw,  gw jadi inget waktu manasik ustad Asep cerita, bahwa umroh itu ijin dari Allah, jadi kalo emank Allah belum mengijinkan, bisa aja sesuatu terjadi, beliau ceritain 1 kasus, dimana ada seseorang niat mau umroh, sudah daftar, sudah sampai Turki, disana jalan-jalan, ternyata saat mau ke Mekkah paspornya hilang, jadi akhirnya harus balik ke Indonesia dan gak bisa Umroh, makanya ust. Asep bilang, harus banyak minta ijin sama Allah, karena apa aja bisa terjadi. 

Lalu apa yang terjadi dalam rombongan umroh gw? tour leader yang juga ustad pendamping Ust.Yusuf bermasalah saat pengecekan imigrasi di bandara Jeddah yang gw juga gak tau detail masalahnya apa,  tapi keputusannya adalah ust Yusuf dideportasi, jadi ust Yusuf gak bisa masuk Arab saudi dan harus pulang ke Indonesia di malam itu juga, qadarullah kehendak Allah tidak mengizinkan hambanya untuk bisa sampai ke baitullah, mungkin ada hal baik dari rencana Allah. Saat itu gw kaget banget sih, karena jadi takut banget, tapi gw cuma bisa istigfar, zikir, berdoa lagi minta dimudahkan, minta diridhoi, pokoknya makin jadi hati-hati banget. Akhirnya rombongan kita didampingin dengan 1 orang muthawif dan Mba Risna yang memang tinggal di Arab, beliau WNI yang sudah bertahun-tahun tinggal dan bekerja di Arab, beliau juga ustad yang memandu ibadah umroh, namanya Ust.Nurul Umam yang masyaAllah baik banget, cekatan, masih muda jadi gak kaku gitu dan bener-bener apa ya totalitaslah, terimakasi ustad Nurul Umam yang sudah menjaga rombongan umroh sampai akhir.

Setelah nunggu koper-koper manja masuk bagasi bus, akhirnya semua rombongan mulai perjalanan menuju hotel, gak henti-henti gw ngucap syukur, sempet tertidur di bus karena lumayan sekitar 1,5 - 2jam rasanya perjalanan dari bandara ke Hotel, jadi setelah nyampe hotel, kita cuma disuruh untuk wudhu dan langsung menjalani ibadah umroh. Kejadian indah juga gw rasain saat sampai kamar hotel, saat sebelum umroh, karena gw sering ngeliatin Reels Instagram orang tentang umroh, gw pernah liat suatu hotel di Mekkah, kamarnya pemandangan kabah dan masjidil Haram, gw pernah minta sama Allah, semoga nanti saat umroh, gw dapat hotel yang kamarnya pemandangannya Masjidil Haram dan apa yang terjadi? MasyaAllah pas gw sampai kamar hotel, gw deg-degan banget buka hordeng jendela kamar dan ya Allahhu akbar pemandangannya Masjidil Haram, masyaAllah, gw kalo inget masih gak nyangka banget, karena memang gak request kamar, kalaupun request biasanya ada biaya tambahan dan gak semua orang dapat pemandangan yang sama, kamarnya random, ya Allah makasi banget, hal terkecil impian gw tuh dikabulin, bener-bener amaze banget, pas buka liat pemandangannya gw nangis lagi, karena emank seterharu itu. MasyaAllah..



 
Pemandangan dari kaca kamar gw di Hotel Hilton Convention Mekkah, kalo malem cakep banget lampu di Masjidil Haram

Setelah wudhu lanjut ibadah umroh, rombongan sama-sama ke masjidil Haram, masjidnya luar biasa indah, megah dan besar banget, lalu menuju Ka'bah, MasyaAllah gw gak henti-hentinya nangis ngeliat Ka'bah yang selama ini cuma gw bisa liat dari lukisan, gambar, sajadah, dll, dan saat ini gw bisa pandang dengan mata gw sendiri, berdoa dan melakukan rukun umroh :

1. thowaf berputar ngelilingin kabah sebanyak 7 kali melawan arah jarum jam.  Saat Nabi Adam dihukum dan diturunkan ke bumi, Allah memerintahnya untuk menuju sebuah daerah di Bakkah, tempat dibangunnya rumah yang serupa dengan Baitul Makmur. Nabi Adam kemudian berjalan ke arah barat melewati Syam, hingga sampai di Bakkah. Di sana, Nabi Adam melakukan thawaf bersama para malaikat.

 2. Sa'i. Setelah thowaf lanjut Sa'i. Sa'i artinya ''berjalan'' atau ''berusaha'', kegiatan ini untuk mengingatkan manusia agar selalu berusaha. Keyakinan akan mendapatkan pertolongan Allah bermakna bahwa kita tak boleh putus asa dalam menghadapi situasi apa pun. Sa'i ini mengambil cerita dari  ketabahan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, dalam mencari air minum untuk bayinya, Ismail, yang kehausan. Sa'i merupakan salah satu rukun umrah yang dilakukan dengan berjalan kaki (berlari-lari kecil) bolak-balik 7 kali dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah dan sebaliknya.

3. Tahalul. Tahallul dianggap sebagai penutup setiap rangkaian rukun umroh. tahallul berarti diperbolehkan ataupun dihalalkan. Larangan ihram sudah tidak berlaku lagi

4. Tertib, artinya urutan rukun umroh tidak boleh dibulak balik, harus sesuai dengan urutan

sebetulnya esensi umroh hanya itu aja, kurang lebih 2-3jam sudah selesai, sisanya adalah memperbanyak ibadah di tanah suci Mekkah, kenapa harus banyak ibadah disana? karena di Tanah haram (Makkah dan Madinah) adalah tempat yang mulia. Di antara kemuliaannya adalah akan dilipatgandakan pahala shalat di masjid di tanah tersebut. Khusus untuk tanah haram di Makkah, kita ketahui bahwa pahala shalat di Masjidil Haram adalah 100.000 kali dari shalat di masjid lainnya. MasyaAllah.

Pelataran Ka'bah πŸ’•

 

Tanah haram (Makkah dan Madinah) adalah tempat yang mulia. Di antara kemuliaannya adalah akan dilipatgandakan pahala shalat di masjid di tanah tersebut. Khusus untuk tanah haram di Makkah, kita ketahui bahwa pahala shalat di Masjidil Haram adalah 100.000 kali dari shalat di masjid lainnya.

Sumber https://rumaysho.com/1979-pahala-shalat-di-makkah-100000-kali.html

Tanah haram (Makkah dan Madinah) adalah tempat yang mulia. Di antara kemuliaannya adalah akan dilipatgandakan pahala shalat di masjid di tanah tersebut. Khusus untuk tanah haram di Makkah, kita ketahui bahwa pahala shalat di Masjidil Haram adalah 100.000 kali dari shalat di masjid lainnya.

Sumber https://rumaysho.com/1979-pahala-shalat-di-makkah-100000-kali.html

Tanah haram (Makkah dan Madinah) adalah tempat yang mulia. Di antara kemuliaannya adalah akan dilipatgandakan pahala shalat di masjid di tanah tersebut. Khusus untuk tanah haram di Makkah, kita ketahui bahwa pahala shalat di Masjidil Haram adalah 100.000 kali dari shalat di masjid lainnya.

Sumber https://rumaysho.com/1979-pahala-shalat-di-makkah-100000-kali.html

Selama gw di Mekkah & Madina, alhamdullilah ketakutan gw semuanya gak terjadi, mungkin karena emank udah pasrah ya, gw lebih banyak dapat kemudahan dari Allah, mulai dari selalu dapet tempat solat, ketemu sama orang-orang yang baik-baik, gak cuma jamaah dari Indonesia, tapi dari negara asing juga selalu ketemu yang baik, dari mulai dikasih kurma, permen, didoain dan banyak lainnya, kalo disana jangan heran juga sih, kalo saat solat orang pada ngelangkah-langkah, banyak-banyak sabar aja sama istigfar, karena di Indonesia orangnya tuh ramah-ramah, kadang gw mikir, pada kaga sopan amat ya, tapi ya itu tadi, gw belajar bahwa semua orang itu beda, gak bisa harus sama sesuai dengan keinginan gw, gw gak bisa kontrol perilaku orang ke gw, tapi gw bisa kontrol untuk menyikapi perilaku gw ke orang lain.

Disuatu hari  tiba-tiba gw gak tau orang ini asalanya dari negara mana, cuma orang ini nyari-nyari orang yang bisa bahasa Inggris, dan saat itu orang tersebut nyamperin gw di area dalam masjidil Haram, intinya dia cerita kalo dia dan istrinya habis kecopetan saat solat Zuhur di masjid, btw jangan salah ya meskipun ditempat suci kaya gitu, copet mah ada aja, kata pak ustad tempatnya aja yang suci, orang-orangnya belum tentu, jadi kita tetep harus waspada dan berdoa sama Allah. 

Ok singkat cerita, intinya dia gak punya uang sama sekali, saat itu gw antara percaya dan gak percaya, tapi gw selalu positif thingking ajalah, toh kalo emank dia bohong ya urusan dialah sama Allah, apalagi bohongnya di dalam Masjid di dekat Ka'bah, jadi saat itu ya gw percaya aja dan gw bantu dia dan setelah itu dia doain gw dan sambil jalan orang tersebut kaya seneng banget, sambil nyium uangnya dan berdoa gitu, posisinya dia udah lewat dari gw, jadi gw liat dari belakang, terus nyokap bilang sama gw, ikhlasin aja, yang menting niatnya nolong orang, dan gw juga yaudah aja.

Lalu apa yang terjadi? setelah gw tolong orang itu, masyaAllah gw niat sama nyokap untuk solat di area Ka'bah yang mengarah ke pintu kabah, hajar aswad dan maqam Ibrahim, tapi rasanya itu udah penuh banget, karena itu tempat mustajab untuk berdoa, jadi pasti banyak yang memenuhi area itu, dan Masya Allah, pas gw jalan dengan sebegitu banyaknya orang, tiba-tiba ada dipandangan gw, tempat kosong yang cuma muat untuk 2 orang, dan ya Allah gw sama nyokap bisa solat disitu, gak nyangka banget, dimudahkan dapet tempat solat disana, dan gw langsung bilang sama nyokap, ini kayanya karena kita bantu orang itu, langsung dibales kontan sama Allah. huhuhu terharu teruslah gw disana, kaya ngerasa gak pantes dapet kemudahan itu semua😭.

Menurut gw sih, ini selfie terepic gw di tahun 2022, karena selfinya sama Ka'bah 😁

 

Setelah 5 hari di Mekkah, lanjut ke Madina dengan kereta cepat Haramain yang 2 jam 20 menit udah sampe Madina, kalo naik bus bisa 6 jam, disana tujuan utamanya adalah Masjid Nabawi, Masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad, dimana di dalam masjid tersebut ada makam Nabi Muhammad dan pengikutnya Abu Bakar & Umar bin khattab dan ada 1 tempat yang sangat mustajab untuk berdoa, karena Inshaa Allah dikabulkan sama Allah yaitu Raudah atau taman surga di dalam Masjid Nabawi, hal itu sesuai dengan Sabda Nabi Muhammad SAW. Gw pernah denger Raudah ini waktu nonton vlognya Yura Yunita, waktu itu dia cerita begimana susahnya bisa solat di Raudah, karena memang saking banyaknya orang yang mau kesana dan rame banget, saat itu Yura merasa dapat kemudahan dia bisa solat disana, saat gw denger cerita itu, dalam hati gw pengen banget bisa kesana dan bisa solat dengan mudah disana, kira-kira Allah kasih ijin gak ya?dulu gw mikir gitu, sambil berharap Allah mudahkan. 

Singkat cerita, saat ini masuk Raudah kayanya harus daftar, saat itu travel daftarin cuma 20 nama khusus perempuan (perempuan dan laki-laki jadwal terpisah), sedangkan  ternyata ada 24 orang dan saat itu gw refleks suruh maju-maju yang lebih tua-tua dulu, sampe gw lupa ternyata gw udah dibarisan 20 atau 21 gtu lah, sempet khawatir gak bisa masuk, tapi ustadzah Indah yang mendampingi ke Raudah bilang, nanti kalo gak bisa masuk gak usah berkecil hati, nanti kita coba dari pintu lain. Beberapa temen ada yang mengalah mereka dibarisan belakang aja..baik banget sih mereka, tetep gw juga 4 terakhir rasanya dan nyokap udah dibarisan depanπŸ˜‚. Lalu ustadzah Indah bilang, nanti disana adalah taman surga, selayaknya surga, apa yang kita minta Insha Allah dikabulin, silakan berdoa yang banyak, kalo sudah sampai sana kalo gak bisa solat gak apa-apa yang penting berdoa yang banyak, kalo nanti sedang berdoa dilangkah-langkahin orang, didesak-desak orang kalian harus sabar dan fokus dan ketika sudah sampai Raudah berpisah gak apa-apa, kalian cari surga kalian masing-masing, MasyaAllah gw denger itu merinding banget, bikin makin deg-degan. 

Setelah briefing dari Ustadzah Indah, rombongan gw masuk ke penjagaan, dilihatlah itu kertas pendaftaran, di awal penjaganya mulai hitung orang-orangnya, disitu gw udah was-was banget, pasrah sambil istigfar, zikir, ya Allah kalo gak bisa masuk sedih banget nih dan qodarullah, masyaAllah semua dilolosin masuk, udahlah gw terharu banget, rasanya kaya ya Allah baik banget, permudah semuanya, bahkan gw ngerasa dipermudah semuanya, sampai masuk ke dalam Raudah, tadinya gw refleks manggil nyokap biar disebelah gw, tapi nyokap gak denger dan gw inget kata-kata ustadzah Indah "cari surga masing-masing" dan disana gw pisah dari rombongan, gw dapet tempat ditengah-tengah Raudah dan disana gw bisa solat, bisa berdoa sambil nangis-nangis, bahkan ketika orang-orang udah banyak yang disuruh keluar orang penjaga disana dan ternyata rombongan gw juga udah keluar, gw disana gak diusir-usir dan bahkan gw sempet solat lagi dan berdoa lagi, MasyaAllah, dan ternyata saat gw selesai berdoa, gw baru sadar ternyata tadi sebanyak itu orang di dalam Raudah, tadi gw sama sekali gak ngeliat kiri kanan depan belakang, fokus aja sama doa-doa yang gw panjatin. Lalu saat gw keluar Raudah dengan santai-santai aja, ternyata rombongan gw udah keluar semua dan disana nyokap gw nunggu sama rombongan yang lain dan nyokap nangis katanya kok gw lama gak keluar-keluar, nyokap takut banget gw ilang atau kepisah, padahal gw saat itu sama sekali tidak kepikir kalo gw itu kepisah lama, karena gw pikir rombongan gw juga baru keluar gak jauh dari gw, ternyata udah keluar duluan dan saat itu gw juga gak sama sekali panik atau bingung karena gw inget kata-kata ustadzah Indah, nanti kalo keluar tinggal lurus aja, nanti dia tunggu disana. 😁 

 

Kubah yang hijau di belakang gw, itu adalah lokasi Makam Nabi Muhammad dan juga Raudah di dekat situ.

 

Ada cerita lucu juga disana, jadi saat di lift hotel di Mekkah, 1 lift itu ada 3 orang Indonesia, dia mencet lift lantai 4, lalu di lantai 3 lift kebuka dan mereka keluar, lalu gw spontan bilang "ibu-ibu ini masih lantai 3 bu, belum bu" dan 3 orang itu masuk lagi ke lift, dan 1 ibu refleks ngomong ke gw "loh..mba kok bisa bahasa Indonesia?" dan dengan bingung gw bilang, "iya saya orang Indonesia bu" dan Ibu dan temen-temennya langsung bingung liat muka gw, kaya gak percaya dan ibu itu bilang "oh mba orang Indonesia, saya kira bukan orang Indonesia" wkwkkw ya kali bu saya orang Arab, iya Arab maklum πŸ˜‚ entah kenapa sih gw kok beberapa kali ketemu orang, sering dikira bukan orang Indonesia, sampe pedagang di Madinah juga gtu, atuhlah gak paham πŸ˜‚

Anyway, sebelum gw menjalankan ibadah umroh, jujurly aja gw tuh ada luka hati yang gw bawa kesana, luka hati karena perlakuan orang kepada gw, luka hati karena hati gw dihancurkan berkeping-keping tanpa sisa, luka hati karena merasa semua ini gak adil, ada sisi egois gw, dimana gw pernah berfikir nanti gw bakal doain orang tersebut supaya dia dibales dan merasakan apa yang gw rasakan, tapi Allah maha membolak-balikan hati dan perasaan, bahkan setelah gw di Mekkah, gw sama sekali tidak sampai hati mendoakan yang buruk-buruk, gw cuma minta sama Allah, tolong lapangkan hati gw untuk memaafkan orang yang menyakiti hati gw. Sampai di Raudah bahkan gw gak ketahan, gw malah mendoakan yang baik-baik buat dia, salah satunya gw minta supaya dimaafkan segala kesalahan dia dan bahagiakan dia. Ternyata disitu gw belajar bahwa titik tertinggi mencintai seseorang adalah dengan mendoakan kebahagiannya. 

Banyak banget pelajaran yang gw dapetin dari ibadah umroh dan ibadah lainnya di tanah suci dan alhamdullilah gw bisa badal umroh buat almarhum Farid, karena buat gw, dia adalah orang yang sangat baik dan itu adalah salah satu cara gw membalas kebaikan dia. Gw tetap menjadi seorang Rena yang masih banyak kurangnya, bukan berarti setelah umroh merasa jadi si paling bener, si paling baik, si paling taat, tidak sama sekali, gw cuma merasa setidaknya gw itu dikasih kesempatan untuk merasakan kebaikan Allah untuk menjadikan gw menjadi pribadi yang lebih baik dalam versi gw dan bukan dari sudut pandang orang lain, setidaknya pengalaman yang gw dapetin ini membuat gw juga jauh lebih bisa menerima sesuatu keadaan, bersyukur, mengikhlaskan, memaafkan, semakin percaya bahwa Allah itu ada, sayang dan akan selalu memberikan yang terbaik buat gw, lebih tenang hati pikiran gw, move on gw selangkah lebih maju, meskipun belum sembuh 100% 😁 dan  gw bersyukur banget-banget dengan kesempatan yang amat sangat baik buat gw. Terimakasih ya Allah. Semoga bisa dipanggil lagi dan dikasih kesempatan lagi ke tanah suci bersama orang-orang yang gw sayang. Aamiin YRA..

Buat teman-teman yang sudah menitipkan doanya, Inshaa Allah sudah gw panjatkan di tanah suci, gw berdoa supaya temen-temen punya kesempatan yang sama seperti gw, gw berdoa semoga Allah mengundang kalian dan memampukan kalian untuk beribadah ditanah suci, supaya teman-teman merasakan kebaikan-kebaikan yang gw rasakan disini, merasakan nikmatnya gak mikirin duniawi karena fokus untuk ibadah sama Allah.  sekali lagi gw menuliskan cerita ini bukan untuk menjadi merasa paling baik, paling bener, riya ataupun sombong (naudzubillah min dzalik), hanya sedikit menceritakan pengalaman hidup yang harapannya bisa meng-encourage temen-temen untuk bisa mengambil sisi positif dari apa yang gw alami dan bisa menginspirasi temen-temen untuk beribadah umroh. Masyaallah tabarakallah. Aamiin YRA, InshaAllah.πŸ’•

 

See u, when I see u Masjidil Haram, Inshaa Allah πŸ’•

 

talbiyah

Baca artikel detikedu, "Arti Labbaik Allahumma Labbaik, Bacaan Talbiyah Saat Ibadah Haji dan Umrah" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6131552/arti-labbaik-allahumma-labbaik-bacaan-talbiyah-saat-ibadah-haji-dan-umrah.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/